Minggu, 26 April 2020

HIJRAH KE ALLAH



Oleh: Mujiburrhaman Al-Markazy

Pagi-pagi sebagaimana pemburu khatam Al-Qur'an lainnya. Mengunyah ayat demi ayat, halaman demi halaman itu biasa. Eh pagi ini berpapasan dengan satu ayat yang bunyinya agak menyentil ketika membicarakan tentang kisah Ibrahim as. di Surat Al-Ankabut: 26, "Muhajiran ilallah." Arti kata secara leterlek "Seseorang yang berhijrah kepada Allah."

Maka Budi mulai merenung. Dalam ia memasuki relung-relung bawa sadarnya. Ia mengatakan mantap di dalam hatinya, "Ya, Memang seharusnya seperti itu. Hakikatnya kita ini berhijrah dari satu tempat ke tempat lainnya tidak lain adalah untuk menuju Allah. Apakah itu dari rakyat tiba-tiba menjadi pejabat, atau tadinya punya jabatan sekarang tinggal di rumah tanpa jabatan apa-apa. Poinnya adalah apapun dan bagaimanapun setiap momen perpindahan waktu, perpindahan tempat seharusnya, semua itu untuk menuju Allah. Menuju keridhaan-Nya."

Renungannya terhentak dengan sesekali dengkuran di sekitar. Ia menoleh ada dua-tiga orang terkapar setelah subuh. Mungkin kecapean setelah sepanjang malam tahajud, dijeda sahur, kemudian ditutup dengan sholat Subuh. Ada yang masih bocah dan ada yang seusia remaja belasan tahun, sekira siswa SMA jika masih sekolah.

Harusnya mereka sudah pulang. Apa hendak dikata. Hampir seluruh Indonesia, bahkan dunia telah lockdown. Budi dan beberapa santri lainnya terpaksa harus terkurung dan jauh dari keluarga disebabkan oleh pandemi.

Pagi itu Pesantren Tahfiz Qur'an As Salam, Konawe Utara, hanya di hibur oleh beberapa cuitan burung. Indah, teduh. Hamparan alam yang asri dan belum tersentuh oleh pengrusakan hutan masih tampak menghijau di beberapa bukit di balik pondok. Matahari pun masih malu-malu untuk menampakkan senyumnya. Ia seakan berbisik indah, "Wahai pemuda hijrah bangunlah."

Beberapa pohon jambu mete dan pisang berjejer menunggu senyumnya sang mentari. Ahmad mulai mengucek matanya terbangun oleh juluran panas lidah matahari yang mulai terasa hangat di pipinya.

"Astaghfirullah, aku tertidur. Harusnya ku genapkan bacaan tiga juz ku pagi ini." Lirih Ahmad.

Budi nampak sedang asyik sujud sholat Isyroq.

Yah, sholat Isyroq,"Sholat sunnah yang ganjaran pahalanya sebanding dengan menunaikan ibadah haji dan umroh yang sempurna, sempurna, sempurna." Itulah nasehat KH. Mubarak ketika mengunjungi pembukaan pesantren As Salam 2020 silam. Ketika itu pondok pesantren masih numpang di tanah Masjid Raya As Salam, Konawe Utara, si Bumi Anoa.

Kiyai sangat menekankan untuk para santri bisa menarik pertolongan Allah dengan perantaraan amal, baru kemudian ikhtiar secukupnya, tanpa perlu memaksa diri. Apalagi ikhtiar dengan menempuh jalur yang bertentangan dengan hukum Allah, atau harus meninggalkan kewajiban.

Nasehat itu begitu meresap di hati para santri awal pesantren As Salam. Pesantren yang semoga menjadi pionir untuk membangun semangat militansi dalam menegakkan agama Allah di bumi konasara itu.

Bersambung....

#Belajarmenulisfiksi

HIJRAH KE ALLAH

Oleh: Mujiburrhaman Al-Markazy Pagi-pagi sebagaimana pemburu khatam Al-Qur'an lainnya. Mengunyah ayat demi ayat, halaman demi hal...